Rabu, 15 Mei 2013



Operasi gigi untuk mencabut gigi geraham paling belakang mungkin pernah dialami oleh sebagian dari kita. Ada beberapa penyebab gigi yang dikenal dengan istilah gigi bungsu ini perlu dicabut, antara lain arah tumbuhnya yang salah sehingga membuat kerusakan pada gusi atau struktur gigi lain.


Para dokter bedah gigi merekomendasikan adanya pengaturan makan sehabis operasi gigi untuk menghindari komplikasi seperti dry socket atau alveolitis. Kondisi ini merupakan hilangnya bekuan darah dari soket dan umum terjadi setelah operasi gigi bungsu.


Makanan apa saja yang harus dihindari setelah operasi gigi? berikut empat jenis makanan tersebut.


1. Makanan panas
Beberapa hari pertama sehabis operasi sebaiknya Anda menghindari makanan panas. Suhu panas meningkatkan pemecahan darah di soket sehingga memicu infeksi atau dry socket. Jika ingin memakanan makanan panas, maka sebaiknya ditunggu hingga suhunya mencapai suhu ruang.


2. Cair dan bertekanan
Setelah operasi gigi, para dokter memang menyarankan agar tubuh terhidrasi dengan baik. Namun sebaiknya Anda menghindari minum dengan sedotan karena dapat meningkatkan tekanan negatif pada gusi yang memicu dry socket. Selain itu, Anda juga perlu menghindari kegiatan yang membutuhkan hisapan, seperti merokok.


3. Alkohol
 Anda perlu menghindari minuman beralkohol untuk 24 jam pertama setelah operasi gigi. Hal ini dikarenakan alkohol dapat menghambat proses penyembuhan yang berarti memperlama waktu untuk menunda makan makanan padat.


4. Makanan kecil
Sebaiknya Anda menghindari makanan yang berbentuk butiran kecil, seperti biji-bijian termasuk nasi. Butir-butiran kecil ini dapat "terperangkap" dalam soket sehingga memicu infeksi.

Sumber : LiveStrong

Rabu, 01 Mei 2013



Varises atau pembengkakan pembuluh vena masih dianggap sebagai gangguan estetika karena mengganggu penampilan.Varises merupakan risiko penyumbatan pembuluh darah atau emboli paru (pulmonary embolism /PE).

Emboli paru merupakan penyumbatan arteri paru-paru oleh suatu embolus (bekuan darah) yang terjadi secara tiba-tiba, yang bisa mengakibatkan kematian secara mendadak.

Varises sebaiknya jangan disepelekan karena dapat menimbulkan komplikasi serius seperti PE. Varises terjadi akibat terganggunya fungsi pembuluh vena untuk mengalirkan darah kembali ke jantung.

Vena merupakan pembuluh darah yang bertugas untuk mengembalikan darah dari tubuh ke jantung. Vena memiliki katup untuk menjaga tekanan dari otot tetap normal sehingga darah dapat dialirkan menuju jantung. Vena pada kaki memiliki tugas yang lebih berat dibanding pada bagian tubuh lain karena paling jauh jaraknya dengan jantung.

Bila katup vena rusak, maka darah tidak dapat dikembalikan dengan normal. Akibatnya terjadi penimbunan darah yang mengakibatkan pembengkakan vena. Inilah yang menimbulkan varises atau yang dikenal dengan istilah medis chronic vein insufficiency (CVI.

Bila varises sudah parah akan mengakibatkan penimbunan darah karena aliran darah balik yang tidak normal. Akibatnya  darah rentan untuk membeku dan berpotensi menyumbat aliran darah ke paru-paru. Inilah yang mengakibatkan kematian mendadak.

Kematian mendadak akibat pulmonary embolism sering disalah artikan serangan jantung. Maka penyakit ini masih belum terlalu menjadi perhatian.

Tahap-tahapan gangguan vena, dimulai dari timbulnya garis-garis kemerahan di betis yang merupakan penampakan dari vena yang mulai membengkak. Selanjutnya pembengkakan vena makin besar hingga menimbulkan luka karena sel-sel kulit di atas pembuluh darah yang mati.

Angka kejadian varises cukup besar. wanita dewasa memiliki risiko 25-50 persen mengalami varises. Sedangkan pria memiliki risiko varises 15-30 persen.

Risiko varises meningkat pada mereka yang terlalu lama duduk atau berdiri, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, hamil, dan faktor genetik.

Sumber:KompasHealth